kumpulancerpen 1) manusia kamar (1988) kemudian dicetak ulang dengan judul yang berbeda matinya seorang penari telanjang (2000), 2) penembak misterius (), 3) saksi mata (1994), 4) dilarang menyanyi di kamar mandi (1995), 5) sebuah pertanyaan untuk cinta (1996), 6) negeri kabut (1996), 7) atas nama malam (1999), (8) iblis tak pernah
KUMPULANPUISI SUTARDJI O, AMUK CERPEN KI PANJI KUSMIN - Langit Makin Mendung CERPEN KI PANJI KUSMIN - Langit Makin Mendung cerpen seno gumira ajidarma - Mayat yang Mengambang Di Danau biografi seno gumira ajidarma biografi seno gumira ajidarma CERPEN SENO GUMIRA AJIDHARMA - Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi
DownloadSeno Gumira Ajidarma-sepotong Senja Untuk Pacarku Free in pdf format. Account . Login. Register. Search. Search. About Us We believe everything in the internet must be free. So this tool was designed for free download documents from the internet. Legal Notice
ISBN: -2 Seno Gumira Ajidarma adalah seorang penulis dari generasi baru sastra Indonesia. Beliau lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958. Putra dari Prof. Dr. M.S.A Sastrimidjojo, seorang guru besar FMIPA UGM.
NamaSeno Gumira Ajidarma sudah tidak asing lagi dalam dunia kesusastraan Indonesia. Karya-karyanya masih banyak dinikmati hingga saat ini. Salah satunya adalah buku kumpulan cerpen yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku. Buku yang diterbitkan pada tahun 2002 ini terdiri dari 16 cerita pendek yang dikemas menjadi 3 bagian, yaitu Trilogi Alina, Peselancar Agung, dan Atas Nama Senja.
sastrawanseperti Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma, dan Sutardji Calzoum Bachri. Salah satu ciri karyanya adalah temanya dunia perempuan dan seksualitas. Karya pertamanya adalah cerpen "Lintah" (2002) yang bertema feminisme dan dimuat di Kompas. Buku pertama Nai berupa kumpulan cerpen Cerpen romantik kahwin paksa Cerpen cinta kahwin paksa
Kumpulancerpen seno gumira ajidarma. Cerpen â gerobakâ karya seno gumira ajidarma: Source: belajarbahasa.github.io. Cerpen pelajaran mengarang merupakan cerpen terbaik harian kompas 1993. Seno gumira ajidarma merupakan seorang penulis dan wartawan yang hingga kini sudah menerbitkan belasan karya sastra seperti novel, cerpen, sajak, dan esai.
SenoGumira AJidara | Alinea TV. Saksi Mata merupakan salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen "Saksi Mata" yang dikarang oleh Seno Gumira Ajidarma. Kumpulan cerpen tersebut diterbitkan pada tahun 1994 oleh Bentang Pustaka. "Saksi Mata" ditulis SGA berdasarkan keterangan para korban dan saksi mata atas Insiden Dili, 12 November 1991 yang terjadi di
kumpulancerpen ; manusia kamar (1988), matinya seorang penari telanjang (1988), penembak misterius (1993), saksi mata (1994), dilarang menyanyi di kamar mandi (1995), negeri kabut (1996), sebuah pertanyaan untuk cinta (1996), iblis tidak pernah mati (1999), atas nama malam (1999), dunia sukab (2001), kematian donny osmond (2001), sepotong senja
Berdarahkarya Seno Gumira Ajidarma yang berhubungan dengan pergaulan siswa di SMA, 2) Mendeskripsikan cara-cara untuk mengungkapkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma oleh penulis, 3) Mengetahui kelayakan kumpulan
IHxpMw.
Seno Gumira Ajidarma Seno Gumira Ajidarma adalah pendekar cerpen yang tiada tanding. Cerpen-cerpennya mampu menggedor imajinasi pembaca dan bahkan sanggup menghipnotis banyak orang. Banyak cerpenis-cerpenis Indonesia yang terpengaruh oleh cerpen-cerpen SGA. Nah, tanpa bermaksud berpanjang-panjang kata, berikut Spoila hadirkan daftar 10 cerpen terbaik Seno Gumira Ajidarma yang wajib kamu baca! 1. Saksi Mata Cerpen ini dimulai dengan kalimat pertama yang sangat bagus! “Saksi mata itu datang tanpa mata.” Pembaca tentu akan langsung bertanya-tanya Lha, kok saksi matanya enggak punya mata? Pertanyaan tersebut akan membuat pembaca penasaran dan ingin buru-buru menyelesaikan cerpen tersebut. Di jamin deh, kamu pasti suka sama cerpen ini! Baca cerpen Saksi Mata. 2. Sepotong Senja untuk Pacarku Pernah enggak sih kamu kepikiran ngirim sepotong senja untuk pacar kamu? Enggak, kan? Nah, disitulah letak “kegilaan” imajinasi Seno dalam menulis cerpen. Imajinasinya enggak tanggung-tanggung! Apalagi, senja itu mesti dipotong dulu terus abis itu dimasukin ke dalam amplop surat dan dikirim ke alamat pacarnya. Edan banget, kan?! Kamu pasti akan mencintai cerpen ini sejak pada kalimat pertama. Baca cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku. 3. Patung Cerpen yang ini lebih gokil lagi! Masa iya sih ada orang yang mau menunggu kekasihnya sampai menjadi patung? Iya, lelaki yang sedang menunggu kekasihnya itu betul-betul menjadi patung beneran! Dan, kamu tahu enggak kekasihnya itu pergi ke mana? Dia pergi karena ingin membunuh iblis. Oaladalah! Iblis kok dibunuh? Empat jempol deh atas imajinasi Seno dalam cerpen ini! Baca cerpen Patung. 4. Pelajaran Mengarang Cerpen ini dibuka dengan sebuah adegan seorang guru yang meminta muridnya untuk mengarang sebuah cerita. Ketika semua muridnya mulai mengerjakan tugas itu, ada seorang gadis kecil yang belum juga mulai menulis, dan ketika di akhir waktu si gadis pun hanya menuliskan satu kalimat saja. Cerpen karya Seno ini memiliki ending yang sangat mengejutkan dan mampu membetot kesadaran pembaca. Sedih, kasihan, miris, bercampur menjadi satu. Coba aja baca sendiri. Baca cerpen Pelajaran Mengarang. 5. Dunia Gorda Apa jadinya kalau kamu hidup di dua dunia? Pertama kamu hidup di dunia nyata, kedua kamu hidup di dunia mimpi. Jadi, ketika kamu tertidur di dunia nyata, pada saat yang sama kamu terbangun di dunia mimpi. Begitu seterusnya. Intinya, kamu tuh sebenarnya enggak pernah tidur. Tidur di satu tempat tapi langsung bangun di tempat lain. Wah, cerpen ini betul-betul keren banget tekniknya. Kok, Seno bisa kepikiran ya. Salut! 🙂 [NHD/Spoila]
Biografi dan 5 Contoh Cerpen Seno Gumira Ajidarma - Buat sobat-sobat semua penikmat karya sastra tentunya sudah tidak asing lagi dengan sastrawan yang satu ini. Sastrawan kawakan yang sering disingkat dengan inisial SGA yang merupakan kepanjangan dari Seno Gumira Ajidarma merupakan sastrawan kenamaan di Indonesia. Untuk lebih mengenal sastrawan yang satu ini, berikut Admin sajikan sekelumit biografi dan contoh karyanya. Seno Gumira Ajidarma dilahirkan di Boston pada tanggal 19 Juni 1958 dan dibesarkan di Yogyakarta. Pada tahun 1977 Seno pindah ke Jakarta dan kuliah di Departemen Sinematografi Lembaga Kesenian Jakarta kini IKJ, Insitut Kesenian Jakarta. Pada tahun 1977 Seno mulai bekerja sebagai wartawan lepas pada surat kabar Merdeka. Tidak lama kemudian, ia menerbitkan majalah kampus yang bernama Cikini dan majalah film yang bernama Sinema Indonesia. Setelah itu, ia juga menerbitkan mingguan Zaman, dan terakhir ikut menerbitkan kembali majalah berita Jakarta-Jakarta pada tahun 1985. Pekerjaan sebagai wartawan dijalani Seno sambil tetap menulis cerpen dan esai. Pada awal tahun 1992 Seno dibebastugaskan dari jabatan redaktur pelaksana Jakarta-Jakarta berkaitan dengan pemberitaan tentang insiden Dili pada tahun 1991. Selama menganggur, Seno kembali ke kampus, yang ketika itu telah menjadi Fakultas Televisi dan Film, Institut Kesenian Jakarta. Ia menamatkan studinya dua tahun kemudian. Setelah sempat diperbantukan di tabloid Citra, pada akhir tahun 1993 Seno kembali diminta memimpin majalah Jakarta-Jakarta, yang telah berubah menjadi majalah usia 17 ia bergabung dengan Teater Alam pimpinan Azwar Sejak itu, ia terus terlibat dalam dunia kesenian. Seno memulai kegiatan sastranya dengan menulis puisi, cerita pendek, baru kemudian menulis esai. Puisinya yang pertama dimuat dalam rubrik "Puisi Lugu" majalah Aktuil asuhan Remy Silado, cerpennya yang pertama dimuat di surat kabar Berita Nasional, dan esainya yang pertama, tentang teater, dimuat di surat kabar Kedaulatan Rakyat. Seno kemudian mendirikan "pabrik tulisan" yang menerbitkan buku-buku puisi dan menjadi penyelenggara acara-acara kebudayaan. Hingga kini Seno telah menerbitkan belasan buku yang terdiri kumpulan sajak, kumpulan cerpen, kumpulan esai, novel, dan karya nonfiksi. Berikut ini adalah beberapa karya-karya Seno Gumira Kumpulan Cerpen ; Manusia kamar 1988, Matinya Seorang Penari Telanjang 1988, Penembak Misterius 1993, Saksi Mata 1994, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi 1995, Negeri Kabut 1996, Sebuah Pertanyaan untuk Cinta 1996, Iblis Tidak Pernah Mati 1999, Atas nama Malam 1999, Dunia Sukab 2001, Kematian Donny Osmond 2001, Sepotong Senja untuk Pacarku 2002, Aku kesepian sayang Datanglah menjelang kematian 2004, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi edisi kedua 2006, Linguae 2007. Novel ; Jazz, Parfum dan Insiden1996, Wisanggeni Sang Buronan 2000, Negeri senja 2003, Kitab Omong Kosong 2004, Biola tak Berdawai 2004, Kalatidha 2007, Nagabumi 1 Jurus Tanpa Bentuk 2009. Puisi ; Mati Mati Mati 1975, Bayi Mati 1978, Catatan-catatan Mira sato 1978. Esai ; Ketika jurnalisme dibungkam, Sastra harus bicara 1997. Non-fiksi ; Cara Bertutur dalam Film Indonesia Menengok 20 Skenario Pemenang Citra FFI 1973 -1992 skripsi, IKJ, 1997, Surat dari Palmerah 2002, Affair obrolan tentang Jakarta 2004, Sembilan Wali dan Siti Jenar 2007, Kentut Kosmopolitan 2008. Drama ; Mengapa kau culik anak kami ?. Komik ; Jakarta 2039 2001, taxi Blues 2001, Sukab Intel Melayu Misteri Harta Centini 2002, Panji tengkorak kebudayaan dalam perbincangan 2011. Untuk lebih mendalami secara langsung salah satu jenis karya kreatif Seno Gumira Ajidarma, yaitu cerpen-cerpen yang telah termuat di media masa, berikut kami sajikan 5 contoh cerpen Seno Gumira Ajidarma yang bisa sobat simak. Rembulan dalam Cappuccino Seminggu setelah perceraiannya, perempuan itu memasuki sebuah kafe, dan memesan Rembulan dalam Cappuccino. Ia datang bersama senja, dan ia harus menunggu malam tiba untuk mendapatkan pesanannya. Cappuccino¹ dalam lautan berwarna coklat, datang langsung dari tercemplung cangkir, tenggelam sebentar, tapi lantas pingpong-tapi bukan bola pingpong, ini rembulan. Semua orang berada dalam kafe diam-diam melangkah keluar, menengok ke langit, ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri bahwa terapung-apung cangkir perempuan sebenarnya, seperti telah pelajari semenjak di sekolah dasar, yakni yang tiada pernah mereka saksikan sisi gelapnya, dan rembulan itu memang sudah tidak ada. BACA LEBIH LANJUT >>> Cintaku Jauh di Komodo Hanya laut. Hanya kekosongan. Dunia hanyalah laut dan langit yang dibatasi garis tipis melingkar, membentuk garis lingkaran yang tiada pernah berubah jaraknya, meski perahuku melaju menembus angin yang bergaram. Bibirku terasa asin dan rambutku menyerap garam, tapi kutahu cintaku belum akan berkarat bila tiba di pulau itu. Bagaimana cinta akan berkarat hanya karena sebuah jarak dari Labuan Bajo ke Komodo, jika cinta ini belum juga berkarat setelah mengarungi berabad-abad jarak, dari suatu masa ketika cinta pertama kali ada? Lagi pula bagaimana cinta akan berkarat karena angin yang bergaram jika cinta memang bukan besi? Aku dan kekasihku diciptakan dari sepasang bayang-bayang di tembok yang tubuhnya sudah mati, dan semenjak saat itu kami menjadi semacam takdir ketika tiada sesuatu pun di dunia ini yang bisa memutuskan hubungan cinta kami. Barangkali itulah yang disebut dengan cinta abadi. Mayat Yang Mengambang Di Danau Barnabas mulai menyelam tepat ketika langit bersemu keungu-unguan, saat angin dingin menyapu permukaan danau sehingga air berdesis pelan, sangat amat pelan, nyaris seperti berbisik, menyampaikan segenap rahasia yang bagai tidak akan pernah hanya langit, hanya langit itulah yang ditunggu-tunggu Barnabas, karena apabila kemudian ia menyelam di dekat batang-batang pohon ke bawah permukaan danau untuk menombak ikan, secercah cahaya pun cukuplah untuk melihat segala sesuatu yang bergerak, hanya bergerak, tiada lain selain bergerak, ketika hanya dengan sudut matanya pun ia tahu mana bukan ikan gabus mana bukan ikan merah. Ya, tangannya hanya akan bergerak menombak secepat kilat bagaikan tak menunggu perintah otak, apabila kedua jenis ikan itu lewat meski melesat, berombongan maupun terpisah dan tersesat, yang mana pun takkan lepas dari sambaran tombaknya yang sebat. BACA LEBIH LANJUT >>>Ibu yang Anaknya Diculik Itu Ibu terkulai di kursi seperti orang mati. Pintu, jendela, televisi, telepon, perabotan, buku, cangkir teh, dan lain-lain masih seperti dulu—tetapi waktu telah berlalu sepuluh tahun. Tinggal Ibu kini di ruang keluarga itu, masih terkulai seperti sepuluh tahun yang lalu. Rambut, wajah, dan busananya bagai menunjuk keberadaan berdering. Ibu tersentak bangun dan langsung menyambar telepon. Diangkatnya ke telinga. Ternyata yang berbunyi telepon genggam. Ketika disambarnya pula, deringnya sudah berhenti. Ibu bergumam. Kira-kira sepuluh hari sebelum Lebaran tiba, gerobak-gerobak berwarna putih itu akan muncul di berbagai sudut kota kami, seperti selalu terjadi dalam bulan puasa tahun-tahun belakangan ini. Gerobak itu tidak ada bedanya dengan gerobak pemulung, atau bahkan gerobak sampah lainnya, dengan roda karet dan pegangan kayu untuk dihela kedua lengan di depan. Hanya saja gerobak ini ternyata berisi manusia. Dari balik dinding gerobak berwarna putih itu akan tampak sejumlah kepala yang menumpang gerobak tersebut, biasanya seorang ibu dengan dua atau tiga anak yang masih kecil, dengan seorang bapak bertenaga kuat yang menjadi penghela gerobak tersebut. BACA LEBIH LANJUT >>> Demikian ulasan mengenai biografi dan 5 contoh cerpen karangan Seno Gumira Ajidarma yang bisa sobat simak. Mudah-mudahan bermanfaat ya...