Kerjakanpekerjaan tersebut sampai gelembung udara tidak ada lagi Kontrol akhir Pemeriksaan kebocoran Pemeriksaan temperatur air pendingin Pasangkan termometer pada mulut radiator Hidupkan motor sampai terjadi peredaran air dari motor ke radiator dan baca termometer 149 Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor c. Rangkuman 4
LangkahPerawatan Karburator Periksa pada 1.000 km ( 1 bulan ) pertama dan setiap 4.000 km ( 6 bulan ) berikutnya. Setel jarak main kabel gas Panaskan mesin Catatan : laksanakan penyetelan pada saat mesin sudah panas Hubungkan digital-engine-tachometer
Beranda/ Sebutkan 6 Pemeriksaan Pada Karburator : Pmo Bab 2 - Pemeriksaan karburator · hidupkan mesin sampai tempratur kerja · pasang tacho meter · steel putaran idle (stasioner) sesuai spesifikasi · putar baut .
2Jenis pemeriksaan mesin 3 Servis Karburator 4 Setel katup/klep/valve 5 Oli pelumas 5.1 Memeriksa kondisi oli mesin 5.2 Oli motor rembes bocor 5.3 Oli mesin habis atau kering 6 Sistem pengapian 7 Skir/skur klep 8 Gasket (Perpak) Kepala Silinder 9 Kerusakan Piston 10 Oversize dan overboss 10.1 Proses oversize 11 Radiator sepeda motor
iiiABSTRAK Eko Priyo Sulistyono, Mekanisme Dan Perawatan Sistem Bahan Bakar Yamaha Mio Tahun 2004, Laporan Tugas Akhir, Program Studi Teknik Mesin
Jeniskarburator menurut kerja venturi dibedakan menjadi 2 macam yaitu: Fixed Venturi Karburator jenis fixed venture (venturi tetap) dimana volume venture selalu tetap tidak berubah-ubah Variable Venturi Karburator jenis variable venture (Venturi berubah) dimana volume venturi dapat diubah-ubah atas dasar kevakuman mesin atau pergerakan kabel. f
fYlN. JAKARTA, - Baik karburator maupun injeksi pada sepeda motor memiliki fungsi yang sama, yakni sebagai sistem asupan bahan bakar ke ruang pembakaran. Namun, ada perbedaan pada sistem kerja keduanya, perbedaan ini yang dinilai membuat injeksi punya keunggulan dibanding karburator. Kepala Bengkel Mekar Bintaro Adih menjelaskan, karburator memiliki berbagai kekurangan yang sudah diatasi teknologi injeksi. Injeksi memang merupakan teknologi yang muncul belakangan dibanding sistem karburator, suplai bahan bakar ke ruang pembakaran disedot dari hasil pergerakan naik turun piston. Menurut Adih, sistem kerja karburator sangan sensitif terhadap perubahan temperatur udara. Baca juga Hindari Kebiasaan Cuci Motor Setelah Pulang Kerja Istimewa Suzuki DR 200 S menggunakan karburator dan menganut Euro II.“Kalau karburator, begitu tekanan udara berubah, temperatur berubah, kelembaban berubah, sudah tidak bisa diapa-apakan. Karena karburator alat pasif yang tidak bisa berubah sendiri,” ujar Adih saat dihubungi Baca juga Mengisi BBM Tak Sesuai Rasio Kompresi Sebabkan Kerusakan? Menurutnya, kekurangan karburator itu sudah tidak ditemui pada sistem injeksi. Sebab pada sistem injeksi, proses penghisapan bensin ke ruang bakar menggunakan peranti elektronik yang berfungsi menyemprotkan bensin ke ruang pembakaran. Sistem injeksi bila menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin untuk mendapatkan hasil pembakaran yang efisien. Selain itu, sistem kerja injeksi tidak terpengaruh terhadap perubahan temperatur udara. “Injeksi dengan berbagai sensor yang diterapkan, bisa menyesuaikan dengan sendirinya. Jadi keunggulannya sudah begitu jauh dibandingkan dengan karburator,” terang Adih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Paduan aluminium banyak digunakan sebagai komponen automotif dengan proses manufaktur berupa pengecoran. Paduan aluminium memiliki kemampuan dicor yang sangat baik dengan masa jenis yang relatif ringan dibandingkan material lainnya. Dalam penelitian ini telah dipelajari penyebab keretakan pada komponen karburator paduan Al-9,8Si-1,9Cu hasil proses die casting setelah pemakaian. Tahapan penelitian untuk mengetahui penyebab kegagalan adalah melakukan pengamatan dan pengujian. Pengujian dilakukan pada sampel yang mengalami retak dan sampel pembanding yaitu komponen karburator yang sengaja dipatahkan dan komponen karburator yang secara visual tidak terlihat retak. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah SEM-EDS scanning electron microscopy-energy dispersive spectroscopy, uji kekerasan metoda Brinell dan pengamatan metalografi dengan mikroskop optic OM. Kegagalan terjadi pada batas pertemuan logam cair dengan struktur mikro yang berbeda. Perbedaan struktur ternyata diakibatkan adanya double shoot saat proses die casting. Penjalaran retakan terletak pada batas butir eutektik α + Si. Struktur eutektik teramati tidak homogen sehingga menginisiasi terjadinya retakan secara mikro. Figures - uploaded by Cahya SutowoAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Cahya SutowoContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN KARBURATOR AKIBAT DOUBLE SHOOT SAAT PROSES DIE CASTING Cahya Sutowo, Saefudin, Budi Priyono Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI Kawasan Puspiptek Serpong, Gedung 470, Tangerang 15314 e-mail csutowo ABSTRAK Paduan aluminium banyak digunakan sebagai komponen automotif dengan proses manufaktur berupa pengecoran. Paduan aluminium memiliki kemampuan dicor yang sangat baik dengan masa jenis yang relatif ringan dibandingkan material lainnya. Dalam penelitian ini telah dipelajari penyebab keretakan pada komponen karburator paduan Al-9,8Si-1,9Cu hasil proses die casting setelah pemakaian. Tahapan penelitian untuk mengetahui penyebab kegagalan adalah melakukan pengamatan dan pengujian. Pengujian dilakukan pada sampel yang mengalami retak dan sampel pembanding yaitu komponen karburator yang sengaja dipatahkan dan komponen karburator yang secara visual tidak terlihat retak. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah SEM-EDS scanning electron microscopy-energy dispersive spectroscopy, uji kekerasan metoda Brinell dan pengamatan metalografi dengan mikroskop optic OM. Kegagalan terjadi pada batas pertemuan logam cair dengan struktur mikro yang berbeda. Perbedaan struktur ternyata diakibatkan adanya double shoot saat proses die casting. Penjalaran retakan terletak pada batas butir eutektik α + Si. Struktur eutektik teramati tidak homogen sehingga menginisiasi terjadinya retakan secara mikro. Kata kunci Paduan aluminium, die casting, karburator, kegagalan, retakan mikro. PENDAHULUAN Paduan Al-Si-Cu banyak digunakan untuk komponen otomotif seperti karburator, blok mesin dan kepala silinder karena memiliki beberapa keuntungan seperti mudah dimesin, ringan, mudah didaur-ulang dan harganya relatif murah [1]. Telah terjadi kegagalan pada produk komponen otomotif, kegagalan berupa retakan pada komponen karburator hasil coran. Terjadinya retak diketahui pada saat pemakaian. Berdasarkan informasi awal, komponen karburator dan patahan komponen karburator sebagaimana pada Gambar 1 dibuat dari bahan paduan aluminium silikon dengan kadar silikon sekitar 12%. Komponen karburator berfungsi untuk mencampur bahan bakar dengan udara dalam ukuran yang tepat sesuai kebutuhan untuk kemudian disalurkan ke dalam ruang pembakaran silinder dalam bentuk kabut. 2 Gambar 1. Foto visual sampel komponen karburator Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya keretakan pada komponen karburator sehingga dapat mencegah kegagalan dengan penyebab yang sama terjadi kembali. Tahapan analisa kerusakan meliputi pengamatan dan pengujian pada komponen karburator yang mengalami retak, pengujian juga dilakukan pada sampel pembanding yaitu komponen radiator yang sengaja dipatahkan dan komponen radiator yang secara visual tidak terjadi retak. Pengujian yang dilakukan adalah uji komposisi kimia menggunakan Spark OES optical emission spectroscopy, metalografi dengan mikroskop optik dan SEM scanning electron microscope, serta analisa komposisi kimia pada area tertentu menggunakan EDS energy dispersive spectroscopy . METODE PENELITIAN Material yang digunakan pada pengujian adalah master ingot dan material komponen karburator. Pengujian pada material komponen radiator sebanyak tiga sampel yaitu Sampel 1 komponen karburator yang mengalami kegagalan pada saat pemakaian, sampel 2 komponen karburator yang sengaja dipatahkan pada area patahan identik dengan sampel 1 sebagai pembanding pengujian, dan sampel 3 komponen karburator yang secara visual tidak mengalami kegagalan. Pengujian komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia material ingot dan komponen karburator, preparasi dilakukan pada permukaan spesimen melalui pengampelasan terlebih dahulu kemudian spesimen diletakkan pada chamber penyimpanan spesimen dalam spektrometer untuk selanjutnya dilakukan pengujian dengan ditembak elektron, panjang gelombang yang dihasilkan menunjukkan unsur-unsur yang terkandung dalam sampel. Pengujian kekerasan menggunakan metode Brinell, sedangkan pengamatan struktur mikro menggunakan teknik metalografi pada penampang sampel ingot dan sampel komponen. 3 Prosedur teknik metalografi adalah sebagai berikut pemotongan spesimen, spesimen di-mounting, kemudian diampelas, dipoles, dietsa dengan larutan Kalling’s dan dilakukan pengamatan melalui pemotretan. Pengamatan dengan SEM dilakukan untuk melihat struktur mikro area penampang dengan perbesaran yang lebih tinggi, sedangkan EDS dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia pada area tertentu disekitar retakan atau patahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian komposisi kimia dengan spark-OES pada pada Tabel 1, sampel komponen karburator menunjukkan bahwa material dari komponen tersebut adalah paduan Al-Si hypereutectic dengan kandungan Si sebesar 13 – 16 % berat, sedangkan material dari master ingot analog dengan standar JIS ADC12 Tabel 1. Hasil analisa komposisi kimia pada material paduan Al-Si-Cu pada komponen karburator dan master ingot menggunakan OES. UNSUR KarburatorArea A % berat Karburator Area B % berat Master Ingot ADC12 JIS H 5302 Si 16,561 13,333 9,765 9,6 – 12,0 Cu 5,977 3,588 1,902 1,5 – 3,5 Fe 1,067 1,024 0,695 maks 1,3 Mn 0,742 0,412 0,223 maks 0,5 Mg - - 0,257 maks 0,3 Zn 1,192 0,997 0,787 Maks 1,0 Ni 4,296 1,160 0,446 Maks 0,5 Sn 0,778 0,282 0,123 Maks 0,3 Al Bal. Bal. Bal Bal. Nilai kekerasan rata-rata pada material Al-Si paduan dari komponen karburator adalah sebesar 100 HB, tingginya kekerasan didukung oleh hasil analisa komposisi kimia yang menunjukkan bahwa kandungan Si dalam komponen tersebut cukup tinggi. Gambar 2 menunjukkan struktur mikro pada area A dan B. Pada gambar tersebut teramati adanya perbedaan struktur antara area A dan area B. Area A memiliki struktur Al-primer dan Si eutectic. Pada area B fasa yang terbentuk adalah secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer yang tersebar halus. Penjalaran patahan terletak pada batas perubahan struktur mikro dari struktur eutektik α + Si yang halus dan kasar. Impurity yang terbentuk adalah porosity, oksida dan sludge. 4 Area retakan area A area B Gambar 2. Foto hasil metalografi penampang melintang sampel 1, terlihat adanya perbedaan struktur disekitar retakan antara area A dan Area B. Etsa Kalling’s Reagent Gambar 3 menunjukkan foto hasil SEM pada area A dan B. Pada area A struktur yang terbentuk adalah Al-primer dan Si-eutectic, serta Si eutectic berbentuk jarum dalam matriks Al-primer. Sedangkan pada area B fasa yang terbentuk adalah secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer. Pada Gambar 3 teramati bahwa pada area retakan memiliki struktur yang berbeda-beda, hal ini menunjukkan adanya mikro segregasi dari unsur silikon. a b Gambar 3. Foto hasil SEM sampel 1 komponen karburator yang mengalami kegagalan pada posisi melintang pada a Area A dan, b Area B. Etsa Kalling’s reagent Gambar 4 menunjukkan foto hasil SEM pada sampel 2 dari area A dan B. Pada gambar tersebut teramati adanya perbedaaan struktur antara area A dan area B, dimana pada area A memiliki struktur secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer yang tersebar halus A A B B Si-eutectic Al-primer Si-primer Fasa Si berbentuk jarum Matriks Al-primer Matriks Si-primer Secondary arm dendritic dari Al-primer 90m90µm 90µm 5 serta adanya blocky prime Silicon Gambar 4a, sedangkan area B memiliki struktur Al-primer dengan ukuran butir yang homogen, dan beberapa Si eutectic berbentuk jarum dalam matriks Al-primer Gambar 4b. Adanya pengotor impurity sepanjang batas butir Al-primer juga teramati dalam Gambar 4b. Perbedaan struktur ini juga menunjukkan adanya mikro segregasi unsur silikon dalam sampel tersebut. a b Gambar 4. Foto hasil OM pada penampang melintang sampel 2, terlihat adanya perbedaan struktur disekitar retakan antara ; a area A, dan b Area B . Etsa Kalling’s reagent Gambar 5 menunjukkan hasil metalografi pada sampel 3 pada area A dan area B. Teramati area B memiliki struktur secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer tersebar halus Gambar 5b, sedangkan area A memiliki struktur Al-primer dengan ukuran butir yang homogen, dan Si eutectic berbentuk jarum dalam matriks Al-primer Gambar 5a. Porositas juga teramati sebagaimana pada Gambar 5a. Struktur mikro pada komponen karburator dengan menggunakan proses double shoot, yaitu sampel 2 dan sampel 3, menunjukkan pola yang sama dengan sampel 1. a b Gambar 5. Foto hasil OM pada sampel 3, terlihat adanya perbedaan struktur disekitar inisiasi retakan antara; a area A, dan b Area B. Etsa Kalling’s reagent Si-primer Secondary arm dendritic A-rimerFasa Si Al-primer 90µm 90µm 90µm 90µm 6 Hasil SEM-EDS pada sampel 3 menunjukkan bahwa fasa berbentuk jarum dalam matriks Al-primer adalah fasa Si, Si-primer terbentuk dibuktikan pada spot 3 area tersebut Si=22,42 % dan pada spot 4 kadar Si = 30,77% artinya pada area tersebut kadar Si sangat tinggi. Pada area Si-primer juga teramati adanya retakan mikro micro cracking. Gambar 6. Foto hasil SEM sampel 3 pada area yang mendekati batas antara daerah A dan B. Area A terbentuk struktur al-primer dengan fasa Si yang berbentuk seperti jarum dalam matriks Al dendritik, sedangkan pada area B terbentuk secondary arm dendritic dari al-primer dan Si-primer yang tersebar halus. Etsa Kalling’s reagent. a. b. c. Gambar 7. Foto hasil metalografi pada penampang melintang sampel jauh dari retakan. Dalam struktur mikro teramati adanya; a. pengotor berwarna hitam dari unsur-unsur Fe-Zn-Mn-Ni-Sn sepanjang batas butir Al-primer dendritik pada sampel 1, b.blocky silikon primer dalam sampel 2, c. porositas. Etsa Kalling’s reagent Hasil pengamatan struktur mikro terhadap ingot pada lampiran tambahan menunjukkan struktur fasa α Al + Eutektik α + Si. Dari gambar tersebut tidak menunjukkan adanya fasa Si Primer dan Sludge. Sehingga dapat dikatakan bahwa ingot yang digunakan cukup baik ditinjau dari komposisi dan unsur pengotor, sesuai dengan standard ADC12. AREA A AREA B imuritsludeorosit 7 Gambar 8. Foto hasil metalografi pada master ingot. Etsa Kalling’s Reagent. Dari hasil pengamatan struktur mikro di atas kegagalan komponen karburator dapat disimpulkan bahwa perambatan retak terjadi pada batas pertemuan logam cair akibat proses double shoot. Sedangkan pembentukkan senyawa sludge belum berpengaruh besar terhadap kegagalan. . KESIMPULAN • Material komponen karburator adalah paduan Al-Si-Cu analog dengan ADC 12 JIS H5302 • Pada produk coran terdapat senyawa kompleks dari Si-Fe-Mn-Al yang disebut dengan sludge dalam jumlah kecil dan belum nampak gejala negatif terhadap komponen tersebut. Gejala negatif yang ditimbulkan hanya berupa komposisi kimia pada komponen yang tidak homogen yaitu unsur Si, Mn, Fe cenderung lebih tinggi dari standar. • Senyawa sludge terbentuk akibat proses peleburan paduan aluminium dengan kandungan Fe yang cukup tinggi sehingga akan mengental dan cenderung mengendap di bawah ladel. Karena faktor waktu dan temperatur senyawa sludge tersebut dapat bertambah dan akhirnya akan terbawa ke produk coran. Apabila hal ini terjadi akan menurunkan sifat mekanik getas dan terbentuknya hard spot pada permukaan coran yang dapat menurunkan sifat mampu mesin. Namun pada kasus kegagalan karburator, efek dari senyawa kompleks tersebut belum berpengaruh besar dan hanya berpengaruh terhadap komposisi kimia yang tidak homogen untuk beberapa area pada komponen yang ditandai dengan lebih tingginya unsur Si, Mn dan Fe dari standar. • Terjadinya kegagalan berupa retakan disebabkan adanya batas pertemuan logam cair yang mempunyai struktur mikro yang berbeda akibat double shoot pada proses die casting. Penjalaran retakan terletak pada batas perubahan struktur mikro dari struktur Al-matrriks Si-eutektik 8 eutektik α + Si yang halus dan kasar sehingga terjadi ketidak homogenan struktur mikro dan menginisiasi terjadinya retakan secara mikro. DAFTAR PUSTAKA 1. R. Molina, P. Amalberto, M. Rosso, Metallurgical Science and Technology, 2011, Vol. 29-1, p. 5-15. 2. John E Gruzleski, The Treatment of Liquid Aluminium Silicon Alloys, American Society, Inc, USA, 1990 3. ASM. Metals Hand Book, Vol. 12, Fractography, American Society for Metals, Ohio, 1998. 4. JIS Standard Handbook, Ferrous Materials and Metallurgy, Japanese Standard Association. 5. Porter and Easterling, Phase Transformations in Metals and Alloys, second edition, London, 1992. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MolinaP AmalbertoM RossoR. Molina, P. Amalberto, M. Rosso, Metallurgical Science and Technology, 2011, Vol. 29-1, p. 5-15.
Masalah karburator biasanya muncul bila perawatan sepeda motor tidak dilakukan dengan rutin. Sebenarnya, soal solusi cukup mudah. Cukup datang ke bengkel pinggir jalan sudah bisa memperbaiki karburator bermasalah. Namun beda cerita, ketika masalah terjadi ketika riding di lokasi yang jauh dari bengkel. Karburator yang bermasalah bisa jadi penyebab motor mogok. Apalagi kalau sampai memaksa pemilik motor harus mendorong kendaraannya gara-gara masalah karburator ini. Masalah karburator Agar kamu terhindar dari kejadian buruk tersebut, ada baiknya ketahui lima masalah umum yang kerap terjadi pada karburator motor. Beberapa cara berikut juga bisa dicoba menanggulanginya bila mengalami masalah di jalan. 1. Setelan tidak pas Masalah karburator. shutterstock Umumnya karburator punya dua sekrup penyetel yang bentuknya kecil. Dua sekrup tersebut sebagai pengatur masuknya bahan bakar dan satu lagi memiliki peran mengatur asupan udara. Keduanya sering kali diatur guna menyesuaikan kondisi langsam atau putaran mesin yang ideal saat idling. Hanya saja perlu kamu ketahui, memutar salah satu sekrupnya saja bisa berpengaruh pada performa mesin. Tapi yang perlu diingat, bila perbandingan antara angin dan bensin yang bercampur tidak ideal bisa-bisa membuat proses pembakaran bahan bakar tidak sempurna. Alhasil performa mesin jadi kurang sip. Bisa pula mudah mati. Jadi jangan asal dalam menyetel karburator ya. Baca juga 5 Cara Membedakan Karburator Asli Vs Palsu 2. Bensin tidak turun Masalah karburator. shutterstock Salah satu masalah lain yang kerap ditemui pada pemilik motor berkarburator adalah mesin susah dihidupkan. Terutama ketika kuda besi didiamkan dalam waktu lama. Bisa juga saat berada di dataran tinggi. Jika hal itu terjadi, periksa saluran bensin motor kamu. Bisa saja ada masalah bensin tidak mengalir dari tangki ke karburator. Umumnya untuk motor yang masih mengusung karburator tidak memiliki fuel pump. Aliran bensin dari tangki ke karburator cuma memanfaatkan gaya gravitasi. Saat motor didiamkan dalam waktu yang lama, biasanya terdapat masalah karena ada udara yang terjebak di dalam karburator, sehingga menyumbat aliran bensin, makanya saat disela beberapa kali pun mesin akan susah hidup. Apabila menemui hal tersebut, jangan ragu untuk melepas selang bensin yang masuk ke karburator, dan biarkan bensin mengucur sampai lancar. Setelahnya pasang kembali selang ke karburator. 3. Main jet mampet Masalah karburator. shutterstock Permasalahan lain yang sering ditemui adalah main jet mampet. Main jet berfungsi menyalurkan dan mengabutkan bensin. Debit bensin yang keluar akan sangat bergantung pada diameter main jet. Lantaran enggunaan sehari-hari, kerak atau kotoran bisa menempel di main jet. Akibatnya pasokan bensin akan terhambat dan volume bensin yang tersalurkan pun akan lebih sedikit, sehingga masalah karburator ini akan membuat motor terasa brebet. Cara yang dapat dilakukan adalah rajin-rajin membersihkan karburator. Proses ini berguna membersihkan seluruh saluran yang ada pada karburator hingga main jet. Alhasil performa karburator selalu optimal ketika berkendara. Baca juga 3 Langkah Mudah Merawat Karburator di Rumah 4. Bensin bocor dari karburator Masalah karburator. shutterstock Ada pula masalah bensin bocor di karburator. Walaupun sebenarnya karburator didesain aman untuk menahan tekanan bensin. Namun tetap saja akan ada masalah karburator bocor. Hal ini karena sistem pelampung tidak dapat menutup saluran bensin, akibatnya bensin meluber dari bagian sambungan selang. Jika menemui hal ini segera periksa kebocoran pada selang atau bagian di dalam karburator. Bila selang dalam keadaan normal, maka masalahnya ada pada karburator. Baca juga 5 Kelebihan Sistem Karburator pada Motor Dibanding Injeksi 5. Efek dari modifikasi karburator Masalah karburator Biasanya untuk mendapatkan performa yang lebih baik, pemilik motor akan memodifikasi karburator dengan mengganti main jet, jarum skep atau lebar venturi. Hanya saja penggantian komponen yang tidak sesuai ukuran bisa menimbulkan masalah lain, seperti lebih boros bensin dan lain-lain. Memang dengan memodifikasinya bisa menambah performa motor, tapi dampak lain umur komponennya akan lebih singkat. Apabila menemui gejala yang sudah disebutkan tadi maka cara terbaiknya adalah mengganti komponen yang sudah diubah dengan komponen bawaan pabrik. Jadi semoga pengetahuan tentang masalah karburator ini bermanfaat ya! Baca juga artikel terkait Otomotif atau tulisan menarik lainnya di BukaReview. Aditya/Yud